Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Hidup Gini-gini aja - Quarter Life Crisis atau Kebingungan Menentukan Arah Hidup
QUARTER LIFE CRISIS
Quarter life crisis, istilah yang sering aku denger akhir-akhir ini. Istilah yang mungkin gak asing lagi buat para milenial yang berusia 20 tahunan atau mau menginjak 20 tahun. Quarter life crisis adalah istilah yang sering dipakai untuk kalian yang lagi berusia 20 tahunan sampai 30 tahun dan sedang berusaha menemukan jadi diri kalian masing-masing. Mencari passion atau mulai memikirnya masa depan nanti seperti apa. Menurut Wikipedia, Quarter Life Crisis atau krisis usia seperempat abad merupakan istilah psikologi yang merujuk pada keadaan emosional yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun seperti kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun. Krisis ini dipicu oleh tekanan yang dihadapi baik dari diri sendiri maupun lingkungan, belum memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai yang diyakini, serta banyak pilihan dan kemungkinan sehingga bingung untuk memilih.
Beberapa
tahun lalu aku berada di fase ini, ya, fase quarter life crisis. Mungkin bisa
dibilang sekarang juga masih di fase ini, karena usia yang masih 20 an awal.
Tapi beda kondisi, sekarang jauh lebih bisa mengatasi kecemasan dan
overthingking yang berlebihan itu, gak kayak beberapa tahun yang lalu. Waktu
itu aku masih di bangku kuliah, yaaa sekitar pertengah semester menuju semester
akhir lah ya. Masa dimana ngerasa hidup gitu-gitu aja sedangkan temen-temen
yang lain banyak yang udah bisa sukses dan bahkan menemukan passion atau bisa
meraih impian mereka.
Waktu itu aku bisa dibilang mahasiswa yang lumayan aktif, tapi enggak yang over aktif di organisasi sampe gak pulang dan tidur di kampus sih. Atau bukan juga mahasiswa yang mati-matian aktif di organisasi sampe semesternya molor, bukan. Aku mahasiswa seimbang, aku sih menyebutnya gitu hehe. Disisi lain aku mau punya pengalaman dengan mengikuti kegiatan-kegiatan kampus atau bahkan kegiatan luar kampus, tapi disisi lain aku pengen nilai akademisku bagus juga, aktif juga di kelas. Karena mendapat gelar cumlaude merupakan one of my dreams, pengen aja sih sebenernya ngeliat ortu bangga dikit gitu sama aku karena bisa mencapai itu. Tapi itu bukan segalanya ya gais, itu juga gak menjamin kesuksesan kok, karena semua balik lagi ke pribadi masing-masing.
Oke
balik lagi ke pengalaman quarter life crisis yang aku alami, waktu itu tugas
kuliah lagi padet-padetnya dan kegiatan organisasi juga lagi padet-padetnya.
Bingung bagi waktunya, sampe aku sering banget nginep di kos temen aku. Jadi
aku itu anak laju (berangkat dari rumah ke kampus) dan jarak rumah ku ke kampus
lumayan lah ya, sekitar 40 menitan. Apalagi kalo rapat itu seringnya malem, dan
selesai rapat paling cepet itu jam 10
an. Kadang aku balik sama temenku yang searah, tapi motoran
sendiri-sendiri. Sering juga pulang sendirian karena jadwal rapat yang beda dan
ada beberapa kegiatan yang beda juga. Waktu itu malem-malem sampe rumah dengan
keadaan belom mandi dan badan capek, aku rebahan di Kasur dan liat-liat
Instagram (maklum lah ya anaknya gabisa jauh dari aplikasi ini, dulu). Disini
aku bisa melihat perkembangan semua orang bahkan temen-temen sd, smp, sma, atau
bahkan orang lain yang gak aku kenal dan semuanya terlihat bahagia dan udah
bisa mencapai hal-hal besar yang ingin aku capai tapi belom bisa. Jujur, rasa
iri itu muncul. Akhirnya aku coba lihat proses hidup aku selama ini, maybe
nothing special dan gak seberuntung orang-orang. Orang-orang yang punya
privilege, punya bakat atau keahlian khusus entah itu bidang musik, tari,
model, atau apapun itu, atau orang-orang yang udah bisa bangun bisnis dan
sukses di usia muda. Semuanya terlihat nyata tapi jauh buat aku. Ya memang I
have a business, tapi masih merintis. Oke ada yang bilang suaraku enak kalo
jadi pembawa acara atau presentasi, tapi aku belom menemukan jalan kesana. Oke
kalo masalah privilege emang aku aku gak punya. SAAT ITU, aku merasa kayak gitu
gais. Sampe dititik bingung mau ngapain dan harus mulai dari mana. Merasa tidak
menemukan jalan dan akhirnya hanya bisa berjalan di satu yang jalan yang sudah
ditentukan.
Jujur,
aku itu anaknya visioner dan pengen apa-apa yang aku mau harus tercapai asal
dengan cara yang positif dan baik menurut kepercayaan yang aku anut yaah. Aku
berusaha sharing dengan teman-teman yang lebih dewasa dari aku, karena aku pikir
dengan aku sharing dengan mereka, mereka bisa ngasih solusi. Karena kan mereka
udah mengalami fase-fase itu sebelum aku. TAPIIIII…..
Pemikiran
itu tidak sepenuhnya bener gais, karenatiap orang punya tingkat kedewasaan
masing-masing dan perjalanan hidupnya masing-masing. Jadi salah banget kalo aku
nganggep umur itu sepakai patokan bagi seseorang. Tetep harus alhamdulillah karena
dengan sharing kita punya banyak wawasan berdasarkan sudut pandang
masing-masing, dan lebih senengnya itu kalian legaaa sehabis cerita hehehe
Next aku
mau sharing cara mengatasi versi aku yaa…
Nantikan
di blog selanjutnya…
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Popular Posts
Cek dan Bilyet Giro, Contoh, Syarat, dan Bagian-bagian
- Get link
- X
- Other Apps
OOTD HIJAB KE KANTOR SIMPLE : STYLE SEHARI-HARI UNTUK KE KANTOR WANITA HIJAB
- Get link
- X
- Other Apps
siipp
ReplyDeletesiap kak, semoga jika sedang berada di fase ini bisa segera mengatasinya
Delete